Shalat istikharah merupakan shalat yang
sudah tidak asing lagi bagi umat muslim, hal itu dikarenakan shalat
istikharah banyak dibahas pada media-media islam, saat pengajian dan
masih banyak lagi lainnya. Meski sudah banyak dibahas, namun ada umat
muslim yang tidak mengetahui secara mendalam tata cara shalat
istikharah, manfaat melakukan shalat istikharah, bagaimana mendapatkan
jawaban dari shalat istikharah yang dilakukan.
Shalat istikharah kebanyakan dilakukan ketika umat muslim ragu-ragu
dalam memilih atau memutuskan sesuatu. Shalat istikharah kebanyakan
digunakan untuk menghilangkan keragu-raguan, sedangkan untuk berbagai
hal yang menyebabkan keragu-raguan tersebut tidak dibatasi jenisnya.
Kadang dalam hidup ini kita dihadapkan pada beberapa pilihan, beberapa
pilihan itu membuat kita bingung untuk menentukan mana yang terbaik
sehingga shalat istikharah adalah jawaban yang tepat.
Pengertian Shalat Istikharah
Shalat istikharah merupakan shalat sunnat sebanyak 2 rakaat atau
paling banyak 12 rakaat ( 6 salam ) yang dilakukan oleh umat muslim
untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT karena bingung dengan pilihan
yang ada dan merasa ragu ketika akan memutuskan sesuatu. Sedangkan waktu
untuk pelaksanaan shalat istikharah bisa dilakukan kapan saja asalkan
bukan waktu yang terlarang untuk melakukan shalat.
Meskipun bisa dilakukan kapan saja, shalat istikharah akan lebih
efektif jika dilakukan ketika waktu sepertiga malam seperti waktu
pelaksanaan shalat tahajud. Alasannya adalah berdoa dan memohon petunjuk
di keheningan malam bisa membuat ibadah yang dilakukan akan lebih
khusyu dilakukan.
Jenis – Jenis Shalat Istikharah
Sholat istikharah yang dilakukan memiliki berbagai macam jenis. Tidak
semua umat islam tahu jenis-jenis dari shalat istikharah tersebut.
Berikut ini adalah jenis shalat istikharah yang harus diketahui oleh
umat islam:
- Istikharah Dengan Nasehat Orang Sholeh
Istikharah yang pertama adalah dengan meminta nasehat kepada
orang-orang yang shaleh. Misalnya saja ketika kita membutuhkan untuk
meraih apa yang terbaik untuk diri kita, kita bisa meminta nasehat
kepada orang-orang yang beriman yang mampu memberikan nasehat. Orang
soleh yang dimaksud di sini adalah ulama yang mampu ikhlas dalam
beristiqomah. Namun yang harus di ingat di sini adalah nasehat tersebut
harus dilakukan setelah umat muslim melakukan sholat istikharah.
Dalam sholat istikharah tersebut umat muslim akan meminta yang
terbaik kepada Allah SWT. Nasehat ulama yang mampu melakukan istiqomah
merupakan hal lazim yang bisa dilakukan oleh para santri, jamaah ataupun
umat agar apa yang di cita-citakan, hajat, masalah bisa mendapatkan
solusi yang baik.
Contohnya saja adalah santri KH. Muhammad Arifin Ilham yang ketika
menghadapi masalah selalu meminta nasehat kepada KH. Muhammad Arifin
Ilham. Dia mendapatkan nasehat terbaik setelah melakukan sholat
istikharah dan melalui doa yang dia panjatkan.
- Istikharah Dengan Al-quran
Setelah melakukan shalat istikharah, melakukan doa dan meminta
nasehat dari ulama yang soleh belum mampu membuat hati menjadi tenang
dan tentram, maka kita diperbolehkan istikharah dengan menggunakan
Alquran. Al-quran diharapkan bisa menghilangkan keragu-raguan dengan
memohon kepada Allah untuk diberikan yang terbaik.
Hal tersebut sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW yang berbunyi
“termasuk kebahagaiaan bagi keturunan Nabi Adam Alaihi Salam adalah jika
dia beristikharah dengan memohon yang terbaik kepada Allah SWT dan
mengharaa keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.
Dan yang ada diantara kemalangan manusia keturunan Nabi Adam AS
adalah dia tidak mau melakukan istikharah dan mengharap keridhaan-Nya
pada apa yang telah Allah putuskan. Metode dari shalat istikharah
menggunakan alquran dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut ini:
- Orang yang meminta petunjuk sedang dalam kondisi berdoa dan memiliki
makna bahwa orang yang sedang meminta petunjuk tersebut
bersungguh-sungguh mengharapkan petunjuk Allah SWT dan yakin bahwa
keraguannya akan hilang melalui berkah yang ada di dalam alquran.
- Paham degan konteks serta makna dalam alquran termasuk kekhusyuan
yang berhubungan dengan sholat istikharah. Yang perlu di ingat di sini
adalah alquran tidak semata mata hanya untuk membahas soal istikharah
saja. Namun alquran diturunkan untuk memberikan ilmu pengetahuan, hikmah
yang bisa menuntun umat muslim menuju penghambaan kepada Allah SWT yang
baik dan benar.
Hadist Yang Membahas Tentang Sholat Istikharah
Ada beberapa hadist yang membahas atau meriwayatkan tentang sholat
istikharah. Hal itu dikarenakan shalat istikharah merupakan sholat
sunnah yang penting untuk umat muslim. Sholat istikharah diharapkan
mampu menghindarkan manusia dari perbuatan syirik dengan meminta
petunjuk kepada selain Allah SWT. Berikut ini adalah beberapa hadist
yang meriwayatkan tentang sholat istikharah :
- HR. Bukhari
Hadist tersebut berbunyi “jika ada salah seorang di antara kalian
memiliki niat dalam suatu urusan maka lakukanlah sholat sunnah sebanyak
dua rakaat yang bukan termasuk dalam sholat wajib kemudian berdoalah
kepada Allah SWT.”
Bunyi hadist HR. Bukhari yang kedua adalah sebagai berikut ini:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ
Arti dari hadist di atas adalah “Ya Allah aku beristikharah atau
memohon petunjuk dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan dengan
kekuasaan-Mu, dan aku memohon keutamaan-Mu.”
- HR. Jabir Bin Abdillah
Bunyi hadist ini adalah sebagai berikut ini :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ فِى
الأُمُورِ كُلِّهَا ، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ « إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ
غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ
بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ،
فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ،
وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا
الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى
وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى –
فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ
وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى
وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ –
فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ
رَضِّنِى بِهِ
Lafadz dari hadist itu
adalah “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari para
sahabatnya untuk shalat istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana
beliau mengajari surat dari Alquran. Beliau bersabda, “Jika kalian ingin
melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain
shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa:
“Allahumma
inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka
min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu,
wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro
khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa
‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.
Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa
‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur
liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”
Artinya:
“Ya
Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu, dengan ilmu-Mu, aku
memohon kepada-Mu kekuatan, dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu,
dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku
tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak
tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau
mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di
akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka
takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia
untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek
bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam
urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan
palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun
keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut
keinginannya”
Bacaan Niat Shalat Istikharah
Hal pertama yang penting dalam melakukan amalan dalam agama islam
adalah niatnya. Niat bisa menjadi salah satu syarat syahnya sholat. Oleh
sebab itu jangan pernah lupa untuk membaca niat di setiap amalan baik
yang wajib maupun yang sunnah. Bacaan niat sholat istikharah yang harus
diingat adalah sebagai berikut ini :
أصلي سنة الإستخارة ركعتين لله تعالي
Bacaan dari niat di atas adalah “ushalli sunatan istikharati rok ‘ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “saya niat shalat sunat istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Tata Cara Sholat Istikharah
Sebelum kita mengetahui tata cara dalam melaksanakan sholat
istikharah, ada baiknya kita memperhatikan diri kita terlebih dahulu.
Agar sholat kita diterima kita harus dalam keadaan suci begitu pula
dengan pakaian shalat yang akan digunakan beserta dengan tempat shalat
yang digunakan harus suci terbebas dari najis.
Tata cara sholat istikharah sama dengan shalat fardhu biasa, namun
yang membedakan adalah bacaan niatnya. Berikut ini adalah tata cara
shalat istikharah yang harus diketahui :
- Niat
Hal pertama yang akan dilakukan adalah membaca niat. Tanpa niat
amalan kita tersebut tidak akan diterima. Niat bisa diucapkan secara
pelan atau bisa diucapkan di dalam hati. Meskipun diucapkan di dalam
hati, Allah akan tahu niat kita.
- Menghadap Kiblat
Sholat tidak akan syah jika tidak menghadap kiblat, oleh sebab itu
sholat istikharah yang dilakukan haruslah menghadap kiblat. Kiblatnya
umat islam adalah ka’bah sehingga umat muslim diwajibkan untuk sholat
menghadap ke ka’bah atau kiblat.
- Takbiratul Ikhram
Setelah menghadap kiblat, barulah kita bisa memulai shalat istikharah dengan melakukan takbiratul ikhram.
- Membaca Doa Iftitah
Pada rakaat pertama sebelum membaca surat al-fatihah, kita harus
membaca doa iftitah terlebih dahulu. Doa iftitah ini hanya dibaca pada
rakaat pertama saja sedangkan untuk rakaat kedua tidak perlu dibaca.
Bunyi doa iftitah untuk golongan Muhammadiah berbeda dengan doa iftitah
untuk golongan NU atau Nahdlatul Ulama.
- Membaca Al-fatihah
Tata cara sholat istikharah yang tidak boleh dilupakan adalah membaca
surat al-fatihah. Surat al-fatihah itu sendiri merupakan syarat syahnya
sholat. Jika surat al-fatihah lupa dibaca akibatnya adalah sholat tidak
akan diterima.
- Membaca Surat Pendek
Sehabis surat al-fatihah selesai dibaca, kita diwajibkan untuk
membaca surat pendek. Sebenarnya orang yang melakukan sholat istikharah
bisa memilih surat pendek yang diinginkannya, namun alangkah baiknya
jika surat pendek yang dibaca adalah surat Al-kafirun dan pada rakaat
kedua membaca surat Al-Ikhlas.
- Salam
Sebelum salam, gerakan sholat pada sholat istikharah ini sama dengan
gerakan sholat fardhu. Tidak ada bacaan khusus yang menyertai gerakan
sholat tersebut, yang dibaca adalah bacaan shalat fardhu biasa. Setelah
orang muslim mengucapkan salam, barulah orang muslim itu bisa memohon
petunjuk kepada Allah SWT dan menyampaikan kepada Allah SWT apa yang
sedang dihadapinya. Tidak lupa dia membaca doa setelah shalat istikharah
selesai.
Membaca Hamdalah Dan Shalawat Ibrahimiyah
Sehabis melakukan shalat istikharah, kita dianjurkan untuk membaca
bacaan hamdalah dan shalawat Ibrahim. Berikut ini adalah bacaanya:
الحمد لله رب العالمين. حمدا يوافي
نعمه ويكافئ مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم
سلطانك اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
Mimpi Setelah Shalat Istikharah
Banyak yang mengatakan bahwa Allah akan mengirimkan jawabannya
melalui mimpi. Mimpi itu seperti tradisi yang ada di Indonesia jika
segala penentuan atau hasil akhir dari shalat istikharah akan
diberitahukan melalui mimpi. Sehingga ketika shalat istikharah selesai
dilakukan, orang muslim tersebut harus tidur. Jika dia bermimpi yang
berhubungan dengan apa yang menjadi permasalahannya, bisa dikatakan itu
adalah jawaban atau hasil finalmya.
Sayangnya pandangan dan persepsi masyarakat Indonesia akan hal
tersebut kurang tepat, ditambah lagi tidak ada hadist yang mengatakan
seperti itu. Memang tidak ada salahnya mengandalkan hasil final dari
shalat istikharah melalui mimpi, jika mimpinya tersebut adalah hal baik.
Yang menjadi permasalahan kini adalah bagaimana jika mimpi tersebut
justru mimpi yang kurang baik atau buruk?.
Mimpi tersebut justru tidak membawa maslahat bagi orang yang
melakukan shalat tersebut. Mimpi bukan menjadi tolak ukur hasil final
dari shalat istikharah yang dilakukan sebab asal mimpi ada 3 macam yaitu
sebagai berikut ini :
- Mimpi yang datangnya dari setan.
- Mimpi yang datang dari Allah.
- Mimpi yang datang dari dalam diri sendiri.
Jawaban Shalat Istikharah
Jika kita tidak boleh mengandalkan mimpi setelah melaksanakan shalat
istikharah, lalu bagaimana kita mengetahui kalau shalat istikharah kita
telah terjawab?. Memang sampai saat ini belum ada dalil yang pasti yang
membahas mengenai jawaban dari shalat istikharah yang dilakukan. Namun
kita bisa melihat jawaban shalat istikharah berdasarkan kata dari
beberapa ulama besar yang mengatakan berikut ini :
- Mengambil keputusan yang menjadi keyakinan dengan perasaan pasti.
- Seseorang sebaiknya mengambil keputusan yang menjadi keyakinannya,
entah itu sesuai dengan suara hatinya maupun tidak. Hal itu dikarenakan
kebaikan merupakan sesuatu yang ada pada apa yang telah menjadi
keyakinannya, bukan berasal dari kecocokan di dalam hatinya.
- Suara hati sering diperngaruhi oleh berbagai hal salah satunya
adalah masalah tentang perasaan yang sifatnya subyektif dan tidak ada
hadist yang membahas tentang hal tersebut.
- Jawaban istikharah bisa terlihat pada hati orang muslim yang bersih,
sehingga hati akan murni dan tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang kurang
bagus.
Masalah Yang Bisa Disunnahkan Untuk Shalat Istikharah
Meski sholat istikharah bisa dilkaukan untuk mencari petunjuk dengan
pertolongan AllaH SWT. Namun Allah melarang untuk melakukan shalat
istikharah untuk memilih perkara yang haram maupun makruh. Shalat
istikharah bisa dilakukan untuk perkara yang halal, perkara itu meliputi
tentang hal pekerjaan, pernikahan, perdagangan dan masih banyak lagi
lainnya.
Shalat istikharah merupakan shalat yang
sudah tidak asing lagi bagi umat muslim, hal itu dikarenakan shalat
istikharah banyak dibahas pada media-media islam, saat pengajian dan
masih banyak lagi lainnya. Meski sudah banyak dibahas, namun ada umat
muslim yang tidak mengetahui secara mendalam tata cara shalat
istikharah, manfaat melakukan shalat istikharah, bagaimana mendapatkan
jawaban dari shalat istikharah yang dilakukan.
Shalat istikharah kebanyakan dilakukan ketika umat muslim ragu-ragu
dalam memilih atau memutuskan sesuatu. Shalat istikharah kebanyakan
digunakan untuk menghilangkan keragu-raguan, sedangkan untuk berbagai
hal yang menyebabkan keragu-raguan tersebut tidak dibatasi jenisnya.
Kadang dalam hidup ini kita dihadapkan pada beberapa pilihan, beberapa
pilihan itu membuat kita bingung untuk menentukan mana yang terbaik
sehingga shalat istikharah adalah jawaban yang tepat.
Pengertian Shalat Istikharah
Shalat istikharah merupakan shalat sunnat sebanyak 2 rakaat atau
paling banyak 12 rakaat ( 6 salam ) yang dilakukan oleh umat muslim
untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT karena bingung dengan pilihan
yang ada dan merasa ragu ketika akan memutuskan sesuatu. Sedangkan waktu
untuk pelaksanaan shalat istikharah bisa dilakukan kapan saja asalkan
bukan waktu yang terlarang untuk melakukan shalat.
Meskipun bisa dilakukan kapan saja, shalat istikharah akan lebih
efektif jika dilakukan ketika waktu sepertiga malam seperti waktu
pelaksanaan shalat tahajud. Alasannya adalah berdoa dan memohon petunjuk
di keheningan malam bisa membuat ibadah yang dilakukan akan lebih
khusyu dilakukan.
Jenis – Jenis Shalat Istikharah
Sholat istikharah yang dilakukan memiliki berbagai macam jenis. Tidak
semua umat islam tahu jenis-jenis dari shalat istikharah tersebut.
Berikut ini adalah jenis shalat istikharah yang harus diketahui oleh
umat islam:
- Istikharah Dengan Nasehat Orang Sholeh
Istikharah yang pertama adalah dengan meminta nasehat kepada
orang-orang yang shaleh. Misalnya saja ketika kita membutuhkan untuk
meraih apa yang terbaik untuk diri kita, kita bisa meminta nasehat
kepada orang-orang yang beriman yang mampu memberikan nasehat. Orang
soleh yang dimaksud di sini adalah ulama yang mampu ikhlas dalam
beristiqomah. Namun yang harus di ingat di sini adalah nasehat tersebut
harus dilakukan setelah umat muslim melakukan sholat istikharah.
Dalam sholat istikharah tersebut umat muslim akan meminta yang
terbaik kepada Allah SWT. Nasehat ulama yang mampu melakukan istiqomah
merupakan hal lazim yang bisa dilakukan oleh para santri, jamaah ataupun
umat agar apa yang di cita-citakan, hajat, masalah bisa mendapatkan
solusi yang baik.
Contohnya saja adalah santri KH. Muhammad Arifin Ilham yang ketika
menghadapi masalah selalu meminta nasehat kepada KH. Muhammad Arifin
Ilham. Dia mendapatkan nasehat terbaik setelah melakukan sholat
istikharah dan melalui doa yang dia panjatkan.
- Istikharah Dengan Al-quran
Setelah melakukan shalat istikharah, melakukan doa dan meminta
nasehat dari ulama yang soleh belum mampu membuat hati menjadi tenang
dan tentram, maka kita diperbolehkan istikharah dengan menggunakan
Alquran. Al-quran diharapkan bisa menghilangkan keragu-raguan dengan
memohon kepada Allah untuk diberikan yang terbaik.
Hal tersebut sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW yang berbunyi
“termasuk kebahagaiaan bagi keturunan Nabi Adam Alaihi Salam adalah jika
dia beristikharah dengan memohon yang terbaik kepada Allah SWT dan
mengharaa keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.
Dan yang ada diantara kemalangan manusia keturunan Nabi Adam AS
adalah dia tidak mau melakukan istikharah dan mengharap keridhaan-Nya
pada apa yang telah Allah putuskan. Metode dari shalat istikharah
menggunakan alquran dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut ini:
- Orang yang meminta petunjuk sedang dalam kondisi berdoa dan memiliki
makna bahwa orang yang sedang meminta petunjuk tersebut
bersungguh-sungguh mengharapkan petunjuk Allah SWT dan yakin bahwa
keraguannya akan hilang melalui berkah yang ada di dalam alquran.
- Paham degan konteks serta makna dalam alquran termasuk kekhusyuan
yang berhubungan dengan sholat istikharah. Yang perlu di ingat di sini
adalah alquran tidak semata mata hanya untuk membahas soal istikharah
saja. Namun alquran diturunkan untuk memberikan ilmu pengetahuan, hikmah
yang bisa menuntun umat muslim menuju penghambaan kepada Allah SWT yang
baik dan benar.
Hadist Yang Membahas Tentang Sholat Istikharah
Ada beberapa hadist yang membahas atau meriwayatkan tentang sholat
istikharah. Hal itu dikarenakan shalat istikharah merupakan sholat
sunnah yang penting untuk umat muslim. Sholat istikharah diharapkan
mampu menghindarkan manusia dari perbuatan syirik dengan meminta
petunjuk kepada selain Allah SWT. Berikut ini adalah beberapa hadist
yang meriwayatkan tentang sholat istikharah :
- HR. Bukhari
Hadist tersebut berbunyi “jika ada salah seorang di antara kalian
memiliki niat dalam suatu urusan maka lakukanlah sholat sunnah sebanyak
dua rakaat yang bukan termasuk dalam sholat wajib kemudian berdoalah
kepada Allah SWT.”
Bunyi hadist HR. Bukhari yang kedua adalah sebagai berikut ini:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ
Arti dari hadist di atas adalah “Ya Allah aku beristikharah atau
memohon petunjuk dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan dengan
kekuasaan-Mu, dan aku memohon keutamaan-Mu.”
- HR. Jabir Bin Abdillah
Bunyi hadist ini adalah sebagai berikut ini :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ فِى
الأُمُورِ كُلِّهَا ، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ « إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ
غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ
بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ،
فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ،
وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا
الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى
وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى –
فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ
وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى
وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ –
فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ
رَضِّنِى بِهِ
Lafadz dari hadist itu
adalah “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari para
sahabatnya untuk shalat istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana
beliau mengajari surat dari Alquran. Beliau bersabda, “Jika kalian ingin
melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain
shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa:
“Allahumma
inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka
min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu,
wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro
khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa
‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.
Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa
‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur
liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”
Artinya:
“Ya
Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu, dengan ilmu-Mu, aku
memohon kepada-Mu kekuatan, dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu,
dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku
tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak
tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau
mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di
akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka
takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia
untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek
bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam
urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan
palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun
keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut
keinginannya”
Bacaan Niat Shalat Istikharah
Hal pertama yang penting dalam melakukan amalan dalam agama islam
adalah niatnya. Niat bisa menjadi salah satu syarat syahnya sholat. Oleh
sebab itu jangan pernah lupa untuk membaca niat di setiap amalan baik
yang wajib maupun yang sunnah. Bacaan niat sholat istikharah yang harus
diingat adalah sebagai berikut ini :
أصلي سنة الإستخارة ركعتين لله تعالي
Bacaan dari niat di atas adalah “ushalli sunatan istikharati rok ‘ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “saya niat shalat sunat istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Tata Cara Sholat Istikharah
Sebelum kita mengetahui tata cara dalam melaksanakan sholat
istikharah, ada baiknya kita memperhatikan diri kita terlebih dahulu.
Agar sholat kita diterima kita harus dalam keadaan suci begitu pula
dengan pakaian shalat yang akan digunakan beserta dengan tempat shalat
yang digunakan harus suci terbebas dari najis.
Tata cara sholat istikharah sama dengan shalat fardhu biasa, namun
yang membedakan adalah bacaan niatnya. Berikut ini adalah tata cara
shalat istikharah yang harus diketahui :
- Niat
Hal pertama yang akan dilakukan adalah membaca niat. Tanpa niat
amalan kita tersebut tidak akan diterima. Niat bisa diucapkan secara
pelan atau bisa diucapkan di dalam hati. Meskipun diucapkan di dalam
hati, Allah akan tahu niat kita.
- Menghadap Kiblat
Sholat tidak akan syah jika tidak menghadap kiblat, oleh sebab itu
sholat istikharah yang dilakukan haruslah menghadap kiblat. Kiblatnya
umat islam adalah ka’bah sehingga umat muslim diwajibkan untuk sholat
menghadap ke ka’bah atau kiblat.
- Takbiratul Ikhram
Setelah menghadap kiblat, barulah kita bisa memulai shalat istikharah dengan melakukan takbiratul ikhram.
- Membaca Doa Iftitah
Pada rakaat pertama sebelum membaca surat al-fatihah, kita harus
membaca doa iftitah terlebih dahulu. Doa iftitah ini hanya dibaca pada
rakaat pertama saja sedangkan untuk rakaat kedua tidak perlu dibaca.
Bunyi doa iftitah untuk golongan Muhammadiah berbeda dengan doa iftitah
untuk golongan NU atau Nahdlatul Ulama.
- Membaca Al-fatihah
Tata cara sholat istikharah yang tidak boleh dilupakan adalah membaca
surat al-fatihah. Surat al-fatihah itu sendiri merupakan syarat syahnya
sholat. Jika surat al-fatihah lupa dibaca akibatnya adalah sholat tidak
akan diterima.
- Membaca Surat Pendek
Sehabis surat al-fatihah selesai dibaca, kita diwajibkan untuk
membaca surat pendek. Sebenarnya orang yang melakukan sholat istikharah
bisa memilih surat pendek yang diinginkannya, namun alangkah baiknya
jika surat pendek yang dibaca adalah surat Al-kafirun dan pada rakaat
kedua membaca surat Al-Ikhlas.
- Salam
Sebelum salam, gerakan sholat pada sholat istikharah ini sama dengan
gerakan sholat fardhu. Tidak ada bacaan khusus yang menyertai gerakan
sholat tersebut, yang dibaca adalah bacaan shalat fardhu biasa. Setelah
orang muslim mengucapkan salam, barulah orang muslim itu bisa memohon
petunjuk kepada Allah SWT dan menyampaikan kepada Allah SWT apa yang
sedang dihadapinya. Tidak lupa dia membaca doa setelah shalat istikharah
selesai.
Membaca Hamdalah Dan Shalawat Ibrahimiyah
Sehabis melakukan shalat istikharah, kita dianjurkan untuk membaca
bacaan hamdalah dan shalawat Ibrahim. Berikut ini adalah bacaanya:
الحمد لله رب العالمين. حمدا يوافي
نعمه ويكافئ مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم
سلطانك اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
Mimpi Setelah Shalat Istikharah
Banyak yang mengatakan bahwa Allah akan mengirimkan jawabannya
melalui mimpi. Mimpi itu seperti tradisi yang ada di Indonesia jika
segala penentuan atau hasil akhir dari shalat istikharah akan
diberitahukan melalui mimpi. Sehingga ketika shalat istikharah selesai
dilakukan, orang muslim tersebut harus tidur. Jika dia bermimpi yang
berhubungan dengan apa yang menjadi permasalahannya, bisa dikatakan itu
adalah jawaban atau hasil finalmya.
Sayangnya pandangan dan persepsi masyarakat Indonesia akan hal
tersebut kurang tepat, ditambah lagi tidak ada hadist yang mengatakan
seperti itu. Memang tidak ada salahnya mengandalkan hasil final dari
shalat istikharah melalui mimpi, jika mimpinya tersebut adalah hal baik.
Yang menjadi permasalahan kini adalah bagaimana jika mimpi tersebut
justru mimpi yang kurang baik atau buruk?.
Mimpi tersebut justru tidak membawa maslahat bagi orang yang
melakukan shalat tersebut. Mimpi bukan menjadi tolak ukur hasil final
dari shalat istikharah yang dilakukan sebab asal mimpi ada 3 macam yaitu
sebagai berikut ini :
- Mimpi yang datangnya dari setan.
- Mimpi yang datang dari Allah.
- Mimpi yang datang dari dalam diri sendiri.
Jawaban Shalat Istikharah
Jika kita tidak boleh mengandalkan mimpi setelah melaksanakan shalat
istikharah, lalu bagaimana kita mengetahui kalau shalat istikharah kita
telah terjawab?. Memang sampai saat ini belum ada dalil yang pasti yang
membahas mengenai jawaban dari shalat istikharah yang dilakukan. Namun
kita bisa melihat jawaban shalat istikharah berdasarkan kata dari
beberapa ulama besar yang mengatakan berikut ini :
- Mengambil keputusan yang menjadi keyakinan dengan perasaan pasti.
- Seseorang sebaiknya mengambil keputusan yang menjadi keyakinannya,
entah itu sesuai dengan suara hatinya maupun tidak. Hal itu dikarenakan
kebaikan merupakan sesuatu yang ada pada apa yang telah menjadi
keyakinannya, bukan berasal dari kecocokan di dalam hatinya.
- Suara hati sering diperngaruhi oleh berbagai hal salah satunya
adalah masalah tentang perasaan yang sifatnya subyektif dan tidak ada
hadist yang membahas tentang hal tersebut.
- Jawaban istikharah bisa terlihat pada hati orang muslim yang bersih,
sehingga hati akan murni dan tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang kurang
bagus.
Masalah Yang Bisa Disunnahkan Untuk Shalat Istikharah
Meski sholat istikharah bisa dilkaukan untuk mencari petunjuk dengan
pertolongan AllaH SWT. Namun Allah melarang untuk melakukan shalat
istikharah untuk memilih perkara yang haram maupun makruh. Shalat
istikharah bisa dilakukan untuk perkara yang halal, perkara itu meliputi
tentang hal pekerjaan, pernikahan, perdagangan dan masih banyak lagi
lainnya.