Posted by DKT ROHANI on Friday, November 30, 2018
Dzikir artinya mengingat Allah
Ta’ala dengan
banyak menyebut nama-Nya, baik secara lisan maupun di dalam hati.
Berdzikir juga bisa diartikan sebagai sikap selalu mengingat Allah
Ta’ala dalam berbagai keadaan, selalu merasa dilihat dan diawasi segala gerak-geriknya oleh Allah
Ta’ala.
Sehingga kapanpun dan dimana ia berada, tidak akan berani melakukan
hal yang dilarang oleh-Nya. Dzikir dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun, dan bacaan dzikir saat pagi, siang, dan malam berbeda. Inilah
makna dzikir kepada Allah.
Allah
Ta’ala berfirman,
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلىَ جُنُوْبٍهٍمْ
“(Yaitu) Mereka yang berdzikir (mengingat) kepada Allah saat berdiri, duduk dan saat berbaring”. (QS. Ali Imran, 3: 191)
Rasulullah SAW juga pernah menggambarkan perumpamaan orang yang
berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, sementara orang yang
tidak berdzikir kepada Allah sebagai orang yang mati:
عَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الذِّي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالذِّي
لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati.” (HR. Bukhari)
Bahkan dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga mengumpamakannya
dengan rumah. Rumah orang yang berdzikir kepada Allah adalah rumah
manusia hidup, dan rumah orang yang tidak berdzikir adalah seperti rumah
orang mati, atau kuburan.
Bacaan Dzikir Untuk Siang Hari
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Lâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîkalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alâ kuli syai-in qadîr.
Artinya:
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah sendiri-Nya, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya-lah segala kerajaan dan bagi-Nya-lah segala
puji-pujian. Dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adab-adab Dzikir
- Dilakukan dengan penuh khusyu’ dan khidmat.
- Hendaknya menggunakan bacaan yang ma’tsur baik ayat ataupun hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Tidak dilakukan dengan tergesa-gesa dan cepat.
- Sebaiknya dalam keadaan (bersuci) berwudlu.
- Memulai dengan tahmid, tasbih dan tahlil kemudian shalawat nabi.
- Dilakukan dengan suara yang tidak keras dan tidak terlalu pelan.
Berikut adalah keutamaan-keutamaan dzikir yang disarikan oleh Ibnu
Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Shoyyib. Semoga bisa
menjadi penyemangat bagi kita untuk menjaga lisan ini untuk terus
berdzikir mengingat Allah.
- Mengusir setan.
- Mendatangkan ridho Ar Rahman.
- Menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.
- Hati menjadi gembira dan lapang.
- Menguatkan hati dan badan.
- Menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.
- Mendatangkan rizki.
- Orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
- Mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.
- Mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan
orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan
melihatnya.
Demikian pembahasan artikel mengenai Dzikir, Semoga bermanfaat dan
Mudah mudahan dengan selalu Dzikir kepada Allah kita selalu dekat dan
keimanan dan ketaqwaan kita semakin meningkat dan kuat. Aamiin Allahuma
Aaamiin.